Senin, 16 Juli 2007

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

1.

Pengertian Pendidikan

Kata pendidikan menurut etimologi berasal darikata dasar didik.Apabila diberi awalan me,menjadi mendidik makaakan membentuk kata kerja yang berarti memelihara dan memberi latihan(ajaran). Sedangkan bila berbentuk kata benda akan menjadi pendidikanyang memiliki arti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorangatau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upayapengajaran dan latihan.

1
Istilah pendidikan dalam konteks Islam telahbanyak dikenal dengan menggunakan term yang beragam, sepertiat-Tarbiyah, at-Ta’lim dan at-Ta’dib. Setiap term tersebutmempunyai makna dan pemahaman yang berbeda, walaupun dalam hal-haltertentu, kata-kata tersebut mempunyai kesamaan pengertian.

2
Pemakaian ketiga istilah tersebut, apalagi pengakajiannya dirujukberdasarkan sumber pokok ajaran Islam (al-Qur’an dan al-Sunnah).Selain akan memberikan pemahaman yang luas tentang pengertianpendidikan Islam secara substansial, pengkajian melalui al-Qur’andan al-Sunnahpun akan memberi makna filosofis tentang bagaimanasebenarnya hakikat dari pendidikan Islam tersebut?
Dalam al-Qur’an Allah memberikan sedikitgambaran bahwa at-Tarbiyah mempunyai arti mengasuh,menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membuat,membesarkan dan menjinakkan. Hanya saja dalam konteks al-Isra maknaat-Tarbiyah sedikit lebih luas mencakup aspek jasmani dan rohani,sedangkan dalam surat asy-Syura hanya menyangkut aspek jasmani saja.

2.

Pengertian Keluarga

Kata keluarga dapat diambil kefahaman sebagaiunit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasibio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatuikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukanikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjagakeharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungansilaturrahim. Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalahal-Usrohyang berasal dari kata al-asruyang secara etimologis mampunyai arti ikatan. Al- Razi mengatakanal-asru maknanya mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi segalasesuatu yang diikat baik dengan tali atau yang lain.
Dari beberapa pengertian di atas dapatdisimpulkan bahwa pengertian pendidikan keluarga adalah prosestransformasi prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosialterkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan budayayang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkanberbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi,keluarga dan masyarakat.

3.

Bentuk-Bentuk Keluarga

Dalam norma ajaran sosial, asal-usul keluargaterbentuk dari perkawinan (laki-laki dan perempuan dan kelahiranmanusia seperti yang ditegaskan Allah dalm surat an-Nisa ayat satuyang berbunyi:

وخلق منها زوجهاوبث منها رجالا كثيرا ونساء
Artinya: Dan Ia ciptakan dari padaNyapasanganny dan Ia tebarkan dari keduanya laki-laki dan perempuan yangbanyak (an-Nisa: 1)
Asal-usul ini erat kaitannya dengan aturanIslam bahwa dalam upaya pengembang-biakan keturunan manusia,hendaklah dilakukan dengan perkawinan. Oleh sebab itu, pembentukankeluarga di luar peraturan perkawinan dianggap sebagai perbuatandosa.
Adapun bentuk-bentuk keluarga sebagaimanadijelaskan William J. Goode dapat diklasifikasikan ke dalam beberapabentuk:

1.
Keluarga nuklir (nuclear family) sekelompok keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri.
2.
Keluarga luas (extentended family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing istri dan suami.
3.
Keluarga pangkal (sistem family) yaitu jenis keluaarga yang menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak terdapat di Eropa pada zaman Feodal, para imigran Amerika Serikat, zaman Tokugawa di Jepang, seorang anak yang paling tua bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah, begitu pula terhadap saudara laki-laki yang lainnya.
4.
Keluarga gabungan (joint family) yaitu keluarga yang terdiri dari orang-orang yang berhak atas hasil milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi, dan sebagai tekanannya pada saudara laki-laki, sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak lahirnya mempunyai hak atas kekayaan keluarganya.

3

Sementara itu dalam hubungan keluarga,Jalaluddin Rahmat mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul KeluargaMuslim dalam Masyarakat Modernbahwa biasanya sepasang suami istri memiliki tiga struktur. Pertama,sruktur komplementer atau dengan kata lain dikenal dengan keluargatradisional. Kedua, struktur simetris atau yang sering disebut dengankeluarga modern. Ketiga, struktur pararel yang merupakan hubunganantara struktur simetris dan struktur komplementer yang kedu belahpihak tersebut saling melengkapi dan saling bergantung, tetapi dalamwaktu yang sama mereka memiliki beberapa bagian dari perilakukekeluargaan mereka yang mandiri.

4

4.

Pendidikan Keluarga

Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalammasyarakat merupakan lingkungan budaya pertama dan utama dalam rangkamenanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilakuyang dianggap penting bagi kehidupan pribadi, keluarga danmasyarakat.
Dalam buku TheNational Studi on Family Strength,Nick dan De Frain mengemukakan beberapa hal tentang pegangan menujuhubungan keluarga yang sehat dan bahagia, yaitu:

1.
Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga
2.
Tersedianya waktu untuk bersama keluarga
3.
Interaksi segitiga antara ayah, ibu dan anak
4.
Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak
5.
Keluarga menjadi prioritas utama dalam setiap situasi dan kondisi

Seiring kriteria keluarga yang diungkapkan diatas, sujana memberikan beberapa fungsi pada pendidikan keluarga yangterdiri dari fungsi biologis, edukatif, religius, protektif,sosialisasi dan ekonomis.

5
Dari beberapa fungsi tersebut, fungsi religius dianggap fungsi palingpenting karena sangat erat kaitannya dengan edukatif, sosialisasi danprotektif. Jika fungsi keagamaan dapat dijalankan, maka keluargatersebut akan memiliki kedewasaan dengan pengakuan pada suatu sistemdan ketentuan norma beragama yang direalisasikan di lingkungan dalamkehidupan sehari-hari.
Penanaman akidah sejak dini telah dijelaskandalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 132 yang berbunyi:
ووصىبها إبراهيم ببنيه ويعقوب‘ يا بني إنالله إصطفى لكم الدين فلا تموتن إلا وأنتممسلمون.
Artinya: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapankepada anak-anaknya, demikian juga Ya’kub. Ibrahim berkata: haianak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, makajanganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.
Secara garis besar pendidikan dalam keluargadapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1.

Pembinaan Akidah dan Akhlak

Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominanadalah seorang anak dengan dasar-dasar keimanan, ke-Islaman, sejakmulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka al-Ghazali memberikanbeberapa metode dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan dengancara memberikan hafalan. Sebab kita tahu bahwa proses pemahamandiawali dengan hafalan terlebih dahulu (al-Fahmu Ba’d al-Hifdzi).Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh dalamdirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakini. Inilah proses yang dialami anak pada umumnya. Bukankah merekaatau anak-anak kita adalah tanggungjawab kita sebagaimana yang telahAllah peringatkan dalam al-Qur’an yang berbunyi:
يا أيهاالذين أمنوا قوا انفسكم وأهليكم نارا.
Artinya: jagalah diri kalian dan keluargakalian dari panasnya api neraka
Muhammad Nur Hafidz merumuskan empat pola dasardalam bukunya. Pertama, senantiasa membacakan kalimat Tauhid padaanaknya. Kedua, menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya.Ketiga, mengajarkan al-Qur’an dan keempat menanamkan nilai-nilaipengorbanan dan perjuangan.
Akhlak adalah implementasi dari iman dalamsegala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak.Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua.Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antaraibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakanbahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikanteladan ataupunidola bagi mereka.

2.
Pembinaan Intelektual

Pembinaan intelektual dalam keluarga memgangperanan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baikintelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitasakan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah sebagaimanafirman-Nya dalam surat al-Mujadalah yang berbunyi:
يرفعالله الذين آمنوا منكم والذين أوتواالعلمدرجات
Artinya: Allah akan mengangkat derajatorang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu diantarakalian.
Nabi Muhammad juga mewajibkan kepadapengikutnya untuk selalu mencari ilmu sampai kapanpun sebagaimanasabda beliau yang berbunyi:
طلبالعلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
Artinya: mencari ilmu adalah kewajiban bagimuslim dan muslimat.

3.
Pembinaan Kepribadian dan Sosial

Pembentukan kepribadian terjadi melalui prosesyang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebihbaik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksinalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Mengingathal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjagaemosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanyaKewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi supportkepribadian yang baik bagi anak didik yang relative masih muda danbelum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocokdilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santundalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisadengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak sianak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.


BAB III
KESIMPULAN
Pengertian dari pendidikan keluarga adalahproses transformasi prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unitsosial terkecil dalam masyarakat. Sebabkeluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalammenanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilakuyang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Kunci keberhasilan pendidikan dalam keluargasebenarnya terletak pada pendidikan rohani dengan artian keagamaanseseorang. Beberapa hal yang memegang peranan penting dalam membentukpandangan hidup seseorang meliputi pembinaan akidah, akhlak, keilmuandan kreativitas yang mereka miliki.
Sedangkan pendidikan dalam keluarga itu sendirisecara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1.
Pembinaan akdah dan akhlak
2.
Pembinaan intelektual
3.
Pembinaan kepribadian dans osial

DAFTAR PUSTAKA

J. Goode, William, SosiologiKeluarga, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Muhaimin, Pemikiran PendidikanIslam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya, Bandung:Trigenda Karya, 1993.

Poerwadarminta, W.J.S., KamusBesar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 1985.

Rahmat, Jalaluddin dan Muhtar Gandatama, KeluargaMuslim Dalam Masyarakat Modern, Bandung:Remaja Rosdakarya, 1994.

Sujana, Djuju, PerananKeluarga Dalam Lingkungan Masyarakat,Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.

1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985, hlm. 702.

2 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya, Bandung: Trigenda Karya, 1993, hlm. 127.

3 William J. Goode, Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hlm. 33.

4 Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandatama, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, hlm. 107.

5 Djuju Sujana, Peranan Keluarga Dalam Lingkungan Masyarakat, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, hlm. 25.
Biografi Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun, Abdur Rahman Ibnu Muhammad (733-808/1332-1402). Iasering digelari sebagai bapak historiografi, lahir di tunusia sejarahkehidupan dengan berputar-putar. Pada suatu waktu ia mengabdi padasultan marinia di fez sebagai pegawai, namun kemudian ia di penjaralantaran terkena intrik dari penguasa, tidak lama kemudian iadibebaskan dan kembali pada posisinya sebagai pegawai pemerintah.Tetapi karena suatu sebab ia segera berangkat ke sepanyol. Pertamakali kedatanganya di sepanyol di sambut ramah oleh kalangan istanaGranada, namun karena terjadi kekacauan politik, ia segera memutuskanuntuk pindah ke Afrika Utara. Di tempat inilah ia menerima jabatantinggidari sultan bujiya dan sultan ini pada masa belakangandipenjarakan bersamanya. Peperangan dan perubahan situasiperpolitikan memaksa bnu khaldun untuk kembali ke fez. Dan kemudiania pindah ke Tunisia. Di tempat tinggal terakhir ini ia berhasilmenyelesaikan karya yang berjudul Prolegemena.
Setelah mengadakan perjalanan ke negeri timur untuk menlaksanakanibadah haji, Ibnu Khaldun mulai mengabdikan diri terhadap sultanmamluk di mesir yang bernama Barquq di kairo ia menjabat sebagaihakim agung pada madzhab maliki, ia di pecat dan di tunjuk kembaliselama lima kali, dalam jabatan hakim ini sering terjadi campurtangan pemerintah.
Dan juga Ibnu Khaldun seorang peneliti yang tanggap terhadap karaktermanusia, ia mencatat kecenderungan manusia menginginklan untukdisanjung dan dihargai, dengan cara demikian masyarakat takluk dansertingkali banyak pembacaan tradisi yang diperoleh atas realitas.Bahkan sampai mengkaji kebiasaan interaksi umat manusia manyebabkania pantas di beri gelar sebagai bapak sosiologi, dalam pengkajianyatehadap karakter manusia ia cenderung membahas kasus yang signifikandengan cara tidur, untuk mempertimbangkan suatu ramalan watak darimimpi-mimpi tertentu sebagaimana yang berlaku dalam cara-carapsikologi.
B.Paradigma
Paradigma yang dibangun oleh oleh Ibnu Khaldun dalam dalamberfilsafat dalam hal kali ini adalah filsafat social, maka yangmenjadi suatu acuan atau pandangan Ibnu Khaldun adalah dengan melihatsuatu kondisi social pada masa itu, yang mana dalan kondisi pada kalaitu Ibnu Khaldu mengalami suatu kekacauan dalam kali ini Afrika Utaraserbagi bahan kajian yang harus diteliti oleh Ibnu Khaldun, maka iaberanggapan bahwa, suatu kondisi sangat berpengaruh terhadappsikologis manusia, dengan ini maka Ibnu Khaldun mencoba untukberfikir tentang keadaan yang ada disekitarnya, kemudian dalamkekacauan ibnu Khakdun merupakan salah seorang yang mempunyaikesempatan baik baginya serta lahirnya figure-figur utama yangbersemangat dalam ranah aksi ataupun pemikiran. Tampak bahwapendidikan jiwa dan kesulitan jiwa menumbuhkan rasa ingin tahu yanglebih tajam dan nafsu-nafsu yang lebih bersemangat. Berkat dariagitasi, dengan tujuan menjungkir balikan situasi, ambisi-ambisi punmeruncing pada tingkat keserakahan yang jarang terjadi di zaman-zamandimana nasib manusia neninggalkan jejak di tengah-tengah masyarakatyang tenang dan teratur, suatu kondisi yang tidak terkendalikanmaupun citarasa yang luar biasa untuk mengkaji dan merenungkan yangdalam waktu yang tidak lama, dalam suatu lingkungan kehidupan politikyang benar-benar goncang. Akan tetapi Ibnu Khaldun dapat menghasilkansebuah karyanya yang bertulisan tentang sejarah dan kondisi social diAfrika Utara yaitu Al –Muqoddimah.
C.Filsafat social Ibnu Khaldun
Sikap sejarawan timur yang cenderung mencampur adukan tradisi danfakta dengan menempatkan berbagai peristiwa histories, tradisi ataulegenda yang paling tidak masuk akal kedalam kerangka yang sama, yangsemata-mata dibimbing oleh penelitian untuk menunjukkan pengetahuanseluas mungkin.
Adapun yang menjadi suatu metode dalam berfilsafat Ibnu khaldunmemandang bahwa ini tidak terlepas dari suatu kondisi atau keadaandisekitarnya, yang meliputi:
a. Sudut pandang yang tepatnya kita sebut sosiologi.
Terletak dalam usahanya menjelaskan fenomena-fenomena social.Keberadaan masyarakat merupakan fakta. Menurut Ibnu Khaldun,sosiologi membahas asal usul masyarakat, mengamati hal-hal yangmenyebabkan terjadinya perbedaan antara berbagai kelompok social danpola kehidupan mereka. Penelitian ini mengantarkan untuk membahaspengaruh lingkungan terhadap linkungan social, mengkaji asal-usulfenomena-fonomena ekonomi sekaligus mencoba untuk menjelaskansebagian dari fenomena-fenomena ini beserta hukum-hukum yangmengaturnya.
b. Masyarakat sebagai mahluk politik
Masyarakat membentuk Negara dimana organisasi mengatasikarakteruisti-karakteristik geografis dan ekonomi kelompok. IbnuKhaldun yang sepanjang sejarahnya sebagia seornag negarawan, tertarikuntuk melacaknya dalam teori umum, ia sangat ingin mengatakan bahwabeberapa abad kemdian beberapa sosilog menyajikan ciri-cirikeangkuhan yang mirip seperti august comte yang berbicara tentang“misinya yang tak tertandingi” Ibnu Khaldun tidak mengetahuidialog-dialog plato yang membicarakan masalah Negara disamping tidakmengetahui tentang politik karya aries toteles. Karena tidak taubahwa tidak ada perinrtis sebelumnya. Maka ia menganggap dirinyasebagia seorang pencipta. Ia merasa kesal melihat bahwa hingga waktuitu karya-karya sejarah tidak lebih dari sekedar itilah teknissebagai kekuasaan dan dinasti, sekedar daftar episode yang tak akanada hbis- habisnya.dengan cara melakukan perbandingan-perbandingan,ia ingin menentukan sebab-sebab sejati yang menimbulkanperistiwa-peristiwa, hubungan-hubungan yang niscaya yang ada dalamberbagai tatanan fakta sejarah. titik pijaknya bahwa masyarakatmerupakan fenomena lalamiah. Ia bahkan menunjukan factor-faktoryangutama yang menyebabkan bersatu untuk hidup dalam masyarakat. Pertamaadalah alas an untuk saling menolong secara ekonomis dimanahasil-hasil dibentengi oleh konsekuensi-konsekuensi yang di timbulkanoleh pembagian kerja